Konsep Static Routing Pada Mikrotik

Sebelum kita mengkonfigurasikan routing statik, saya ingin menjelaskan sedikit tentang konsep routing statik. Ini dimaksudkan supaya Anda tidak kebingungan manakala akan mengkonfigurasikan routing statik pada topologi jaringan yang berbeda. Tentu Anda akan mendapati topologi jaringan yang berbeda-beda pada saat turun lapangan. Topologi pada tutorial ini hanya merupakan contoh, karena tidak mungkin menggambarkan berbagai topologi yang banyak diterapkan di lapangan.

Untuk memudahkan pemahaman tentang konsep routing statik, saya menggunakan topologi sederhana yang menggunakan dua router seperti terlihat pada gambar berikut ini:

Sebagai langkah awal, konfigurasikanlah IP Address pada setiap interface yang ada pada Router R1 dan R2.

Setelah mengkonfigurasikan IP Address pada setiap interface, seharusnya konfigurasi IP Address terlihat seperti berikut :

[admin@R1] > ip address print
Flags: X - disabled, I - invalid, D - dynamic
& ADDRESS NETWORK BROADCAST INTERFACE
0 10.10.10.1/24 1O.10.10.0 10.10.10.255 ether1
1 192.168.1.1/24 192.168.1.0 192.168,1.255 ether2


[admin@R2] > ip address print
Flags: X - disabled, I - invalid, D - dynamic
% ADDRESS NETWORK BROADCAST INTERFACE
0 10.10.1O.2/24 10.10.10.0 10.10.10.255 ether1
1 192.168.2.1/24 192.168.2.0 192.168.2.255 ether2

Untuk melakukan teknik routing, Anda harus dapat membaca tabel routing. Tabel routing itu sendiri adalah tabel yang digunakan router sebagai pedoman untuk menuju suatu jaringan (network). Tabel ini dapat dianalogikan seperti peta yang akan digunakan oleh router.

Router tidak akan dapat menjangkau suatu jaringan jika network address dari jaringan tersebut tidak ada dalam tabel routing. Tentunya, Anda akan kesulitan mencari suatu lokasi jika lokasi tersebut tidak ada dalam peta.

Untuk melihat tabel routing dari Rl maupun RZ, Anda dapat menggunakan perintah sebagai berikut:

[admin@R1] > ip route print
Flags: X - disabled, A - active, D - dynamic, C - connect, S - static, r - rip, b - bgp, o - ospf, m - mme, B - blackhole, U - unreachable, P - prohibit
% DST-ADDRESS PREF-SRC GATEWAY DISTANCE
0 ADC 10.10.10.0/24 10.10.10.1 ether1 0
1 ADC 192.168.1.O/24 192.168.1.1 ether2 0


[admin@R2] > ip route print
Flags: x - disabled, A - active, D - dynamic, C - connect, S - static, r - rip, b - bgp, o - ospf, m - mme, B - blackhole, U - unreachable, P - prohibit
% DST-ADDRESS PREF-SRC GATEWAY DISTANCE
0 ADC 10.10.10.0/24 10.10.1O.2 ether1 0
1 ADC 192.168.2.0/24 192.168.2.1 ether2 0

Jika Anda perhatikan dengan seksama, tabel routing pada R1 tidak berisi informasi tentang network 192.168.2.0/24. Begitu juga dengan R2 yang tidak berisi informasi tentang 192.168.1.O/24. Ini mengakibatkan komputer 192.168.1.2 tidak dapat berhubungan dengan komputer 192.168.2.2. Pada kondisi ini, tabel routing pada setiap router dapat dikatakan belum lengkap. Dan untuk melengkapinya Anda harus melakukan routing statik, ataupun dinamik.

Prinsip yang dapat Anda gunakan dalam menerapkan routing statik adalah “Mau ke mana?” dan ”Lewat mana?”. Sebagai langkah pertama, marilah kita jadikan Rl sebagai acuan terlebih dahulu. Jika melihat topologi, jika Rl ingin menuju network 192.168.2.0/24, maka R1 harus melewati 10.10.10.2 yang merupakan interface etherl dari R2. Dengan kata lain, 10.10.10.2 akan menjadi gateway bagi Router R1 jika ingin menuju network 192.168.2.0/24

Bagaimana dengan R2 ? Jika R2 ingin menuju network 192.168.1.0/24 maka R2 harus melewati 10.10.10.1 yang merupakan interface etherl dari R1. Router R2 harus menggunakan 10.10.10.1 sebagai gateway untuk menuju network 192.168.1.0/24.

Setelah memahami dengan benar konsep, ”Mau ke mana ?” dan ”Lewat mana ?", maka tibalah saatnya Anda memberikan perintah-perintah konfigurasi routing statik baik pada R1 dan R2. Adapun perintah yang dapat Anda gunakan pada R1, agar R1 mengenal network 192.168.1.0/24 adalah sebagai berikut:
[admin@R1] > ip route add dst-address=192.168.2.0/24 gateway=10.10.10.2


Sedangkan untuk R2, perintah yang dapat Anda gunakan adalah sebagai berikut :
[admin@R2] > ip route add dst-address=192.168.1.0/24 gateway=10.10.10.1


Jika ingin melakukan konfigurasi routing statik dengan menggunakan WinBox, maka Anda dapat melakukannya melalui menu IP -> Routes, klik tombol Add Masukkan Dst. address dan Gateway sesuai settingan diatas.

Setelah konfigurasi routing statik selesai Anda lakukan, maka periksalah kembali tabel routing pada masing-masing router. Seharusnya tabel routing pada masing-masing router terlihat seperti berikut.

[admin@Rl] > ip route print
C - connect, S - static,

Flags: X - disabled, A - active, D - dynamic,C - connect, S - static, R - rip, b - bgp, o - ospf, m - mme, B - blackhole, U - unreachable, P - prohibit
% DST-ADDRESS PREF-SRC GATEWAY DISTANCE
0 ADC lO.lO.10.0/24 10.10.10.1 ether1 0
1 ADC 192.168.1.0/24 192.168.1.l ether2 0
2 A S 192.168.2.0/24 10.10.10.2 1


[admin@R2] > ip route print
Flags: X - disabled, A - active, D - dynamic, C - connect, S - static,r - rip, b - bgp, <> - ospf, m - mme,  B - blackhole, U - unreachable, P - prohibit
* DST-ADDRESS PREF-SRC GATEWAY DISTANCE
0 ADC 1O.10.10.0/24 10.10.10.2 ether1 0
1 A S 192.168.1.0/24 10.10.10.1
2 ADC 192.168.2.0/24 192.168.2.1 ether2    0


Anda dapat melihat tabel routing pada R1 telah lengkap, karena telah berisi informasi network 192.168.2.0/24 dengan gateway 10.10.10.2. Begitu juga dengan tabel routing R2 yang telah memuat informasi network 192.168.1.0/24 dengan gateway 10.10.10.1. Jika tabel routing ini sudah lengkap, maka seharusnya komputer 192.168.1.2 sudah dapat berhubungan dengan komputer 192.168.2.2, demikian pula sebaliknya.

Pada saat Anda mengkonfigurasikan IP Address pada komputer 192.168.1.2, jangan lupa untuk mengkonfigurasikan 192.168.1.1 sebagai default gateway. Begitu juga dengan komputer 192.168.2.2, Anda harus mengkonfigurasikan 192.168.2.1 sebagai default gateway bagi komputer tersebut.

Selanjutnya saya akan memaparkan cara konfigurasi static routing di mikrotik. http://edukasi.asudahlah.com/2016/08/static-routing-pada-mikrotik.html

Share this


EmoticonEmoticon